Bapak M. Syafi'i, S.Psi. mewakili Bank Sampah Surolaras menerima trophy, uang pembinaan
dan motor roda tiga secara simbolis.
Pada
tahun 2016 semua Rukun Warga (RW) di Kota Yogyakarta harus
memiliki Bank Sampah sendiri. Hal ini disampaikan Walikota Yogyakarta, H.
Haryadi Suyuti saat memberi motivasi kepada 50
pengelola Bank Sampah perwakilan dari 50 Bank Sampah dari 45 kelurahan
sekota Yogyakarta yang mengikuti sarasehan dengan tema Menuju Satu RW
Satu Bank Sampah di Kota Yogyakarta pada Tahun 2016.
“Saya
tegaskan bahwa pada tahun 2016 nanti, harus ada Bank Sampah di
setiap RW di Kota Jogja. Bank Sampah di setiap RW merupakan sebuah keharusan,”
tegas Walikota di hadapan 50 pengelola bank sampah. Walikota
menambahkan sampah yang semula merupakan barang yang tidak bernilai
apabila dikelola dengan baik melalui bank sampah akan menjadi nilai
ekonomi yang sangat tinggi. Namun, menurut walikota bukan saja nilai
ekonomi yang yang dikejar tetapi pengelolaan sampah yang baik akan
meningkatkan taraf hidup kesehatan manusia.
Hadiah Juara I: Viar...dicoba pak RW.08
Selain
sarasehan, dilakukan pula pengumuman hasil penilaian lomba Bank Sampah tingkat
Kota Yogyakarta tahun 2014 dan pengelola Bank Sampah terbaik pertama diraih
Bank Sampah Surolaras dari kelurahan Notoprajan Ngampilan.
Peringkat pertama mendapatkan hadiah sebuah motor pengangkut sampah roda
tiga dari Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, uang pembinaan, piala serta
penghargaan. Peringkat kedua dan ketiga diraih Bank Sampah Lintas Winongo
dari kelurahan Bumijo Jetis dan Sinar Lestari Sorosutan Umbulharjo. Para
juara II hingga juara harapan III mendapatkan satu buah timbangan duduk,
trofi serta uang pembinaan. Panitia lomba juga masih memilih 6 bank sampah
lagi untuk masuk kedalam peringkat 12 besar. Keenam Bank Sampah ini juga
diberikan stimulant berupa uang pembinaan.
Walikota
berharap para pengelola Bank Sampah yang telah meraih prestasi ini dapat
memotivasi kepada para pengelola bank sampah di 45 kelurahan di kota
Yogyakarta. “Tularkan virus positip kepada pengelola bank sampah yang lain,
untuk jaga Yogyakarta tetap bersih, aman, dan tertib,” ujar Walikota.
Kepala
Bidang Pengembangan dan Kapasitas Badan Lingkungan Hidup (BLH) kota
Yogyakarta, Ir. Ika Rostika mengatakan target BLH kota tahun 2016 Kota
Yogyakarta memiliki 615 Bank Sampah yang tersebar di 45 kelurahan sekota
Yogyakarta. Dikatakan hingga bulan Juni 2014 sudah terdapat 315 bank sampah. “
Target kita tahun 2016 , Bank Sampah sebanyak jumlah RW-nya. Hingga Juni 2014
kita sudah punya 315. Berarti , utang kita 300 bank sampah lagi,” ujar Ika
Rostika. Menurut Ika bisa saja di setiap RW akan ada lebih dari satu bank
sampah yang dikelola warga. Namun, pengelolaannya berbasis RW.
Meskipun berbasis RW, ika berharap setiap wilayah bisa mengembangkan
pengelolaannya di tingkat RT, Karang Taruna atau PKK.
Sementara
itu, Bambang Suwerda,S.ST,M.Si, Konseptor Bank Sampah dan juga Ketua Forum bank
Sampah Nasional mengatakan selama ini belum ada dengan adanya bank sampah
warga pengelola bank sampah diajak untuk memilah dan menabung. Ajakan ini juga
akan diteruskan di sekolah dan kampus.
Bambang menambahkan
ada beberapa manfaat dari kegiatan mengelola bank sampah ini, antara lain dari
aspek sosial, ekonomis, pendidikan. Dari aspek sosial, Bambang mengatakan bahwa
akan bekerjasama dengan pihak ketiga yakni pengepul, maka dirinya berharap
suatu saat akan ada tulisan “Pemulung dilarang masuk, tetapi Pengepul disilakan
masuk”. Sedangkan aspek ekonomis, diharapkan proses memilah dan
menabung sampah ini akan menghasilkan dalam bentuk lain yakni value
(nilai) ekonomi tinggi. Bambang juga berharap kegiatan memilah dan
menabung sampah ini diajarkan disekolah dengan harapan akan memberikan
pendidikan sejak dini kepada para siswa untuk peduli terhadap sampah.
Bambang
menambahkan kegiatan Bank Sampah ini akan sedikit mengurangi permasalahan
sampah yang dihadapi selama ini. Karena menurutnya pergerakan sampah dari Kota
Yogyakarta menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan perton perhari dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Tahun 2007 pergerakan sampah 350 ton
perhari. Tahun 2009 295 ton perhari, 2010 sebanyak 275 perton perhari, 2011
(260), 20012 (245), dan 2013 (218). Apabila kegiatan pemilahan dan penabungan
sampah ini berhasil, pergerakan sampah ke TPA-pun akan berkurang secara
signifikan.
Sarasehan
juga menghadirkan nara sumber lain yakni Tri Kirana Muslihdatun atau biasa
disapa Anna Haryadi, Ketia TP. PKK Kota Yogyakarta yang menyoroti tentang peran
PKK dalam mendorong usaha pengelolaan sampah melalui Bank Sampah.
- See more at:
http://www.jogjakota.go.id/news/Tahun-2016-Semua-Rw-di-Kota-Jogja-Harus-Miliki-Bank-Sampah