Selasa, 18 November 2014

Prestasi Bank Sampah Surolaras

Bapak M. Syafi'i, S.Psi. mewakili Bank Sampah Surolaras menerima trophy, uang pembinaan
 dan motor roda tiga secara simbolis.



Pada   tahun 2016 semua Rukun Warga (RW) di Kota Yogyakarta harus  memiliki Bank Sampah sendiri.  Hal ini disampaikan Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti  saat  memberi  motivasi kepada 50  pengelola Bank Sampah  perwakilan dari 50 Bank Sampah dari 45 kelurahan sekota Yogyakarta yang mengikuti sarasehan  dengan tema Menuju Satu RW Satu Bank Sampah di Kota Yogyakarta pada Tahun 2016.

“Saya tegaskan bahwa pada tahun 2016 nanti, harus  ada  Bank Sampah di  setiap RW di Kota Jogja. Bank Sampah di setiap RW merupakan sebuah keharusan,” tegas Walikota di hadapan 50 pengelola bank sampah.  Walikota menambahkan  sampah yang semula merupakan barang yang tidak bernilai apabila dikelola dengan baik melalui bank sampah akan menjadi  nilai ekonomi yang sangat tinggi.  Namun, menurut walikota bukan saja nilai ekonomi yang yang dikejar tetapi  pengelolaan sampah yang baik akan meningkatkan taraf hidup kesehatan manusia.

Hadiah Juara I: Viar...dicoba pak RW.08


Selain sarasehan, dilakukan pula pengumuman hasil penilaian lomba Bank Sampah tingkat Kota Yogyakarta tahun 2014 dan pengelola Bank Sampah terbaik pertama diraih  Bank Sampah Surolaras dari  kelurahan Notoprajan  Ngampilan. Peringkat pertama mendapatkan hadiah sebuah  motor pengangkut sampah roda tiga dari Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, uang pembinaan, piala serta penghargaan.  Peringkat kedua dan ketiga diraih Bank Sampah Lintas Winongo dari kelurahan Bumijo Jetis dan Sinar Lestari Sorosutan Umbulharjo.  Para juara II hingga juara harapan III mendapatkan  satu buah timbangan duduk, trofi serta uang pembinaan. Panitia lomba juga masih memilih 6 bank sampah lagi  untuk masuk kedalam peringkat 12 besar. Keenam Bank Sampah ini juga diberikan stimulant berupa uang pembinaan.

Walikota berharap para pengelola Bank Sampah yang telah meraih prestasi ini dapat memotivasi kepada para pengelola bank sampah di 45 kelurahan di kota Yogyakarta. “Tularkan virus positip kepada pengelola bank sampah yang lain, untuk jaga Yogyakarta tetap bersih, aman, dan tertib,” ujar Walikota.

Kepala Bidang Pengembangan dan Kapasitas  Badan Lingkungan Hidup (BLH)  kota Yogyakarta, Ir. Ika Rostika mengatakan target BLH kota tahun 2016 Kota Yogyakarta memiliki 615 Bank Sampah yang tersebar di 45 kelurahan sekota Yogyakarta. Dikatakan hingga bulan Juni 2014 sudah terdapat 315 bank sampah. “ Target kita tahun 2016 , Bank Sampah sebanyak jumlah RW-nya. Hingga Juni 2014 kita sudah punya 315. Berarti , utang kita 300 bank sampah lagi,” ujar Ika Rostika. Menurut Ika bisa saja di setiap RW akan ada lebih dari satu bank sampah yang dikelola warga.  Namun, pengelolaannya  berbasis RW. Meskipun berbasis RW, ika berharap setiap wilayah bisa mengembangkan pengelolaannya  di tingkat RT, Karang Taruna atau PKK.

Sementara itu, Bambang Suwerda,S.ST,M.Si, Konseptor Bank Sampah dan juga Ketua Forum bank Sampah Nasional mengatakan selama ini belum ada dengan  adanya bank sampah warga pengelola bank sampah diajak untuk memilah dan menabung. Ajakan ini juga akan diteruskan di sekolah dan kampus.

Bambang menambahkan ada beberapa manfaat dari kegiatan mengelola bank sampah ini, antara lain dari aspek sosial, ekonomis, pendidikan. Dari aspek sosial, Bambang mengatakan bahwa akan bekerjasama dengan pihak ketiga yakni pengepul, maka dirinya berharap suatu saat akan ada tulisan “Pemulung dilarang masuk, tetapi Pengepul disilakan masuk”.  Sedangkan aspek ekonomis, diharapkan  proses memilah dan menabung  sampah ini akan menghasilkan  dalam bentuk lain yakni value (nilai)  ekonomi tinggi. Bambang juga berharap kegiatan memilah dan menabung sampah ini diajarkan disekolah dengan harapan akan memberikan pendidikan sejak dini kepada para siswa untuk peduli terhadap sampah.  

Bambang menambahkan kegiatan Bank Sampah ini akan sedikit mengurangi permasalahan sampah yang dihadapi selama ini. Karena menurutnya pergerakan sampah dari Kota Yogyakarta menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan perton perhari dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Tahun 2007 pergerakan sampah 350 ton perhari. Tahun 2009 295 ton perhari, 2010 sebanyak 275 perton perhari, 2011 (260), 20012 (245), dan 2013 (218). Apabila kegiatan pemilahan dan penabungan sampah ini berhasil, pergerakan sampah ke TPA-pun akan berkurang secara signifikan.

Sarasehan juga menghadirkan nara sumber lain yakni Tri Kirana Muslihdatun atau biasa disapa Anna Haryadi, Ketia TP. PKK Kota Yogyakarta yang menyoroti tentang peran PKK dalam mendorong usaha pengelolaan sampah melalui Bank Sampah.
- See more at: http://www.jogjakota.go.id/news/Tahun-2016-Semua-Rw-di-Kota-Jogja-Harus-Miliki-Bank-Sampah